Indonesia Terdesak Industri Negara Maju
Indonesia Terdesak Industri Negara Maju
BAB I.
LATAR BELAKANG
Dalam konteks ekonomi
internasional, dikenal dengan istilah “negara maju” dan “negara berkembang”.
Kedua istilah tersebut merupakan penggolongan negara-negara di dunia
berdasarkan kualitas hidup rakyatnya serta perkembangan industri di negara itu
sendiri. Dalam hal ini, apakah negara
Indonesia termasuk negara maju atau
negara berkembang? Indikator apa
yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan perbedaan negara maju dan negara
berkembang? Kita sering mendengar indikator yang digunakan untuk menentukan dua
sisi yang berdampingan itu dari faktor ekonomi serta sumber daya manusia yang
dimiliki oleh negara tersebut. Selain itu, pembuatan produk-produk yang
berkualitas sering dijadikan indikator bahwa negara tersebut masuk dalam
kategori berkembang atau maju. Perbedaan negara maju dan negara
berkembang secara jelas akan dipaparkan di bawah ini.
Ciri-ciri negara maju:
- Angka pertumbuhan penduduk kecil.
- Perbandingan pencari kerja dengan lapangan kerja seimbang.
- Sebagian penduduk bekerja di sektor industri dan jasa.
- Produktivitas sumber daya manusia tinggi.
- Tingkat kesehatan dan harapan hidup tinggi.
- Tingkat pendidikan dan ketrampilan iptek tinggi.
- Angka pengangguran dan kriminalitas rendah.
- Pendapatan nasional dan pendapatan rata-rata penduduk tinggi.
Ciri-ciri negara berkembang:
- Sebagian penduduk bekerja di sektor agraris atau pertanian.
- Jumlah pertumbuhan penduduknya tinggi.
- Jumlah lapangan kerja dengan tenaga kerja tidak seimbang.
- Produktivitasnya masih rendah.
- Kesejahteraan penduduk rendah.
- Ketergantungan dengan negara lain tinggi dan mudah terpengaruh.
- Pendapatan nasional dan pendapatan rata-rata penduduk rendah.
- Tingkat kemiskinan penduduk tinggi.
Dengan melihat ciri-ciri
diatas, diketahui bahwa indonesia termasuk kedalam negara berkembang.
Secara umum, model
pengembangan wilayah di negara-negara berkembang lebih menitikberatkan pada
sektor agraris, yaitu sektor-sektor yang berhubungan dengan upaya-upaya
pengolahan sumber daya alam secara langsung, seperti pertanian, perkebunan,
kehutanan, pertambangan dan perikanan, sedangkan sektor industri cenderung
hanya merupakan upaya yang berskala kecil dan hanya terkonsentrasi di wilayah
perkotaan.
Untuk negara maju, tingkat
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi serta aktivitas
perekonomiannya berbasis industri pengolahan (manufaktur) dan jasa sehingga negara
maju sering pula disebut sebagai negara industri. Melalui industrialisasi,
negara-negara maju mampu memacu pertumbuhan ekonomi. Dilihat dari model
perkembangan wilayah ini, apakah indonesia dapat menjadi negara maju?
BAB II.
TINJAUAN DAN PEMBAHASAN MASALAH
a. Perbandingan Industri Indonesia dan Negara Maju dari Berbagai Aspek
a. Aspek mesin yang digunakan
Indonesia : Sebagian besar
sederhana dan memerlukan tenaga manusia yang banyak.
Negara Maju : Teknologi modern,
serta otomatis dan sedikit memerlukan tenaga manusia.
b. Aspek Tenaga Kerja
Indonesia : (a) Sedikit tenaga
ahli.
(b) Sebagian besar tenaga ahli dari
luar negeri.
(c) Banyak memakai tenaga manusia kurang
produktif.
(d) Mudah mendapatkan tenaga kerja.
Negara Maju : (a) Banyak tenaga ahli.
(b) Pada umumnya tenaga ahli
berasal dari negaranya sendiri.
(c) Sedikit memakai tenaga manusia
namun produktivitasnya tinggi.
(d) Sulit mendapatkan tenaga kerja.
c. Aspek Modal
Indonesia : Masih
memerlukan bantuan modal dari luar negeri, misalnya dari Bank Dunia, Bank Asia
dan negara maju.
Negara Maju : Sebagian PMDN
(penanaman modal dalam negeri)atau modal sendiri.
d. Aspek Pemasaran
Indonesia : (a) Diutamakan pemasaran untuk kebutuhan dalam negeri.
(b) Pemasaran di luar negeri
mendapat saingan ketat dari produksi negara maju.
Negara Maju : (a) Diutamakan untuk
ekspor karena kebutuhan dalam negeri sudah cukup.
(b) Karena mutu dan kualitas baik
mudah dipasarkan.
Mantan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Indonesia harus terlebih dulu
menjadi negara industri agar dapat berubah lebih baik dari negara berkembang
menjadi maju di dunia. Menurut
dia, saat ini perkembangan dunia industri sangat ditentukan oleh produktivitas.
Selain itu, kemajuan industri juga ditopang oleh inovasi tinggi untuk
menghasilkan produk yang akan mampu bersaing di pasar global. Namun, dilihat dari jumlah
lapangan kerja dengan tenaga kerja yang tidak seimbang menyebabkan angka
pengangguran tinggi. Indonesia banyak mengambil tenaga ahli dari luar negeri
karena tenaga manusia dari dalam negeri kurang produktif. Indonesia juga sebagian
besar masih meggunakan teknologi yang sederhana dan membutuhkan tenaga kerja
yang banyak. Dalam hal ini, akan sulit
bagi Indonesia untuk menghasilkan produk yang inovatif.
b. Jatuhnya Daya Saing Indonesia Dari Negara-Negara Maju
Indonesia mengalami
kemunduran luar biasa dalam melahirkan perusahaan dan industri kelas dunia. Persoalan
peningkatan daya saing ekonomi ini adalah persoalan serius yang mesti
diperhatikan dalam mendesain program pemulihan ekonomi kita ke depan.
Daya saing yang buruk
menyebabkan sebuah perekonomian sangat rentan terhadap gejolak eksternal dan
karenanya mudah sekali didera krisis yang berkepanjangan. Sebaliknya jika daya
saing sebuah perekonomian baik, perekonomian akan mampu untuk pulih dari krisis
bahkan bangkit kembali untuk menjadi perekonomian yang tangguh dan terhormat.
Membangun ekonomi bukanlah
persoalan sederhana. Ia harus ditunjang industrial
base yang tangguh, sayangnya untuk Negara kita yang terjadi bukanlah sebuah
proses re-industrialisasi yang lebih terencana dan terfokus untuk menangguhkan
fondasi ekonomi dan kemudian berangsur-angsir pulih, tetapi sebuah proses yang
kini populer dengan sebutan de-industrialisasi. Hal ini menegaskan bahwa
perekonomian Indonesia memang memiliki potensi serius dalam krisis
berkepanjangan yang tak berujung.
c.
Industri Kekurangan SDM Terampil
Kepala Pusdiklat Industri Kementerian Perindustrian
(Kemenperin) Mujiyono mengatakan, selama ini dunia industri masih kekurangan
pasokan sumber daya manusia (SDM) yang siap kerja di bidang industri. Tiap
tahun sektor industri membutuhkan SDM terampil sekitar 5.000 orang, namun yang
tersedia kurang dari angka itu. Menurut Mujiyono banyaknya kebutuhan SDM di industri
tekstil ini dipicu tingginya pertumbuhan industri tekstil, terutama di Jawa
Barat dan Jawa Tengah. Kondisi ini juga menjadi keluhan para pelaku usaha
industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Jawa Barat. Mereka mengeluhkan kekurangan tenaga kerja terampil
yang mampu mengoperasional dan memelihara teknologi permesinan yang terus
berkembang.
BAB III.
KESIMPULAN DAN SOLUSI
BAB III.
KESIMPULAN DAN SOLUSI
Indonesia sebagai negara yang
berkebang masih mempunyai kekurangan dalam berbagai aspek di bidang industri
seperti; keterampilan tenaga kerja, teknologi, daya saing, dan keterampilan
dalam menggunakan sumber daya alam.
Kurangnya keterampilan tenaga kerja
membuat indonesia banyak mengambil tenaga ahli dari luar negeri sehingga angka
pengangguran di Indonesia sendiri menjadi tinggi. Masyarakat indonesia perlu meningkatkan
keterampilan serta keahlian dalam bidang industri agar dapat mengambil tenaga kerja
dari dalam negeri sehingga mengurangi angka pengangguran dan dapat meningkatkan
produktivitas yang berkualitas serta inovatif sehingga mampu bersaing di pasar
global. Tidak hanya keterampilan tenaga kerja, teknologi juga harus mendukung. Dengan
majunya zaman, masyarakat harus bisa menciptakan alat industri se-efektif dan
se-efisien mungkin. Terciptanya produk yang efisien dapat meningkatkan daya
saing. Hal lainnya adalah meningkatkan inovasi dan kewirausahaan di segala
sektor, mengurangi kecacatan produksi, dan meningkatkan kepercayadiri-an
masyarakat terhadap produk dalam negeri.
Indonesia
kaya akan sumber daya alamnya. Presiden mengajak
kalangan industri untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam dan momentum
ekonomi Indonesia yang sedang berkembang. "Kita patut bersyukur, di
tengah-tengah resesi perekonomian global, ekonomi masih terjaga. Kita bukan
hanya selamat dari krisis ekonomi, melainkan juga tetap tumbuh positif,"
katanya. Kekayaan sumber daya alam yang melimpah harus diolah dengan dukungan
investasi agar bisa menjadi produk barang dan jasa yang berkualitas tinggi.
"Oleh karena itu, anugerah Allah SWT berupa potensi yang luar biasa di
negeri ini harus betul-betul didayagunakan, digerakan, dan dibangun untuk
menjadi ekonomi riil," ujar Presiden.
BAB IV.
KRITIK DAN SARAN
Mungkin dalam hal ini, kita sebagai penerus bangsa
harus mampu dan terus bersaing dalam mewujudkan Indonesia yang bebas dari
kemiskinan dan harga diri bangsa Indonesia serta terus mencintai dan menjaga
aset Negara untuk dijadikan simpanan untuk generasi selanjutnya. Dalam proses
peningkatan pembangunan industri bangsa ini, kita juga harus bisa menyatukan
pendapat demi kesejahteraan masyarakat umumnya. Jadilah masyarakat yang kreatif
dan inovatif demi majunya bangsa Indonesia. Seperti
kata pak Susilo Bambang Yudhoyono.
“Bangsa kita akan self developing
dan self generating atau berkembang dengan sendirinya manakala masyarakatnya
sudah menjadi masyarakat industri," .
Komentar
Posting Komentar