Berubah

Aku bercita-cita menjadi dokter, dan dia bercita-cita sebagai guru. Loh? Kenapa? Aku menanyakannya. Dia pintar, dia rangking satu di kelasku, aku saja rangking dua ingin sekali menjadi dokter. Temanku ini selalu menggeleng ketika aku bertanya kenapa tidak menjadi dokter.
Aku selalu mengikutinya setelah itu, berkat dia aku selalu bisa mengejar apa yang selalu diberi tahu Bu Guru karena beberapa ada yang kulewatkan. Kami masih kelas lima sekolah dasar, tapi temanku ini sangat pintar memberi tahuku caranya mengitung matematika, memberi tips tips menghapal ipa, dan sebagainya.
Aku senang berteman dengannya, dia anak yang baik, tegas, dan disiplin. Walau kadang aku sangat kesal mengerjakan PRku, dia selalu mengingatkanku untuk mengerjakannya dan jika aku benar-benar tidak mengerti dia mulai mengajariku dengan pelan-pelan. Kami selalu seperti itu, temanku ini benar-benar seperti Bu Guru.
Beberapa tahun kemudian aku sudah melewati hari kelulusan SD dan SMPku. Kemudian hari inilah yang menentukan kelulusan SMAku. Kau tahu? Aku lulus! Tapi kembali lagi ku ingat teman SDku. Si dia, apakah dia masih ingin menjadi guru? Karena aku pun berubah. Aku ingin menjadi seorang pengacara karena aku banyak sekali bertanya dan muak dengan ketidak adilan di negri ini.
Hari kami bertemu pun tiba, di acara buka puasa bersama. Aku, walaupun tidak merayakannya tapi tetap ingin berkumpul dengan teman-teman lamaku ini. Hingga temanku si rangking satu itu datang. Ia cantik sekali dengan hijabnya. Lalu kami pun bercanda ria dan bernostalgia.
Aku bertanya dengannya, apakah ia masih ingin menjadi guru. Lalu ia tersenyum dan menjawab iya. Yang kuketahui setelahnya ternyata ia tetap sama sedari kecil, orang yang pintar, disiplin, tegas, dan murah hati. Aku pun juga bercerita kisah-kisahku kepadanya, dimulai aku berpindah cita-cita ingin menjadi pengacara dan ia terbahak-bahak karena ia telah mengetahui bakatku sedari kecil.
Aku bingung, bagaimana dia sudah tahu? Tidak mungkin. Tapi aku ikut tertawa saja, dan setelah itu kuberi tahu apa yang sudah kupikirkan selama ini. Ternyata pandangan hidup itu bisa berubah ya, tapi kita tetap sama kan intinya.

-Namaku Dimas

sumber: https://sartikahalimatuss.wordpress.com/2018/06/30/berubah/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANGUNAN KOLONIAL (GEREJA KATEDRAL, JAKARTA)